Gaza, sebuah wilayah kecil di Palestina yang tengah menjadi pusat perhatian dunia, bukan hanya karena penderitaan dan kehancuran yang terus menerus melanda, tetapi juga karena keteguhan iman penghuninya. Di tengah gempuran genosida yang dilakukan oleh zionis Israel, warga Palestina menunjukkan sikap sabar, tawakal, dan keteguhan hati yang luar biasa. Mereka tidak hanya mempertahankan tanah mereka, tetapi juga menjaga keimanan mereka seolah-olah itulah benteng terakhir yang tak boleh runtuh.
Meskipun rumah hancur, keluarga meninggal dunia, dan kebutuhan pokok sulit didapatkan, suara takbir dan doa masih terus menggema di setiap lorong reruntuhan. Justru itu, dibalik reruntuhan lahirlah anak-anak penghafal Al-Qur’an, ibu-ibu tetap bersujud dengan linangan air mata, dan para pemuda tetap mengangkat tangan ke langit memohon kekuatan. Palestina menjadi simbol nyata bahwa keimanan sejati tidak diukur dari kenyamanan duniawi, tetapi dari keteguhan hati dalam menghadapi ujian berat.

Pelajaran Iman dari Palestina : Sabar, Tawakal, dan Cinta kepada Allah
Sebagai umat Islam yang hidup jauh dari penderitaan seperti di Gaza, kita memiliki kewajiban untuk merenungi dan mengambil pelajaran. Ketika sebagian dari kita mengeluh karena masalah dunia yang sepele, warga Gaza tetap tegar meskipun kehilangan segalanya. Hal ini menunjukkan betapa besar keyakinan mereka kepada janji Allah.
Allah SWT berfirman:
وَكَاَيِّنْ مِّنْ نَّبِيٍّ قٰتَلَۙ مَعَهٗ رِبِّيُّوْنَ كَثِيْرٌۚ فَمَا وَهَنُوْا لِمَآ اَصَابَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَمَا ضَعُفُوْا وَمَا اسْتَكَانُوْاۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
“Dan berapa banyak Nabi yang berperang didampingi oleh sejumlah besar dari pengikutnya yang bertakwa; mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak menyerah. Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.”
(QS. Ali Imran: 146)
Ayat ini seolah hidup di Palestina. Mereka adalah para mujahid yang tidak pernah mengeluh kepada manusia, tapi hanya mengadu kepada Rabb semesta alam. Tawakal mereka bukan pasrah tanpa usaha, melainkan berserah setelah berjuang sekuat tenaga.
Baca Juga : Khutbah Jumat Gaza Palestina : Seruan Kepedulian dan Solidaritas Umat Islam
Menghidupkan Semangat Gaza di Dalam Diri Kita
Keteguhan iman warga Gaza harus menjadi refleksi bagi setiap muslim. Bagaimana mungkin kita meninggalkan salat, sementara di Gaza mereka tetap salat meski tanpa atap dan karpet. Bagaimana kita enggan bersedekah, sementara mereka berbagi makanan terakhirnya kepada sesama.
Gaza mengajarkan bahwa iman tidak lahir dari lisan, tapi dari tindakan nyata. Dalam derita, mereka tetap yakin bahwa pertolongan Allah itu dekat. Mereka tidak gentar meskipun dunia berpaling, karena keyakinan mereka telah bertumpu pada Yang Mahakuasa.
Warga Gaza Adalah Cermin Keteguhan Iman
Menemukan keteguhan iman warga Gaza di tengah genosida bukanlah sekadar kisah haru, tapi panggilan untuk memperbaiki diri. Mari jadikan warga Gaza sebagai cermin keimanan kita. Apakah kita sudah sekuat mereka dalam menghadapi ujian hidup?
Ketika kita tak bisa berdiri bersama mereka secara fisik, maka berdirilah bersama mereka dalam doa, kepedulian, dan perubahan diri. Palestina telah mengajarkan kita apa arti sebenarnya menjadi Muslim yang beriman: sabar dalam ujian, tegar dalam cobaan, dan yakin pada janji Tuhan.