You are currently viewing Toxic Parenting: Dampak Pola Asuh Salah pada Kesehatan Mental Anak

Toxic Parenting: Dampak Pola Asuh Salah pada Kesehatan Mental Anak

Memahami Toxic Parenting

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hati. Namun, tanpa disadari, ada pola asuh yang justru merugikan perkembangan anak, dikenal dengan istilah toxic parenting.
Pola asuh ini terjadi ketika orangtua memaksakan kehendak, merasa selalu benar, dan mengabaikan pendapat anak. Dalam banyak kasus, anak tidak diberi ruang untuk memilih atau mengungkapkan perasaan, sehingga kebebasan emosionalnya terbatasi.

Jika terus dibiarkan, toxic parenting bukan hanya merusak hubungan emosional antara orangtua dan anak, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan mental anak. Anak berisiko mengalami stres, depresi, rasa takut berlebihan, bahkan kehilangan kepercayaan diri.

Apa yang Dimaksud dengan Toxic Parenting?

Toxic parenting adalah pola asuh di mana orangtua menuntut anak mengikuti semua keinginan mereka tanpa mempertimbangkan kebutuhan emosional dan hak anak untuk berpendapat. Dalam situasi ini, orangtua kerap mengkritik berlebihan, menggunakan kata-kata yang merendahkan, bahkan melakukan kekerasan verbal atau fisik.

Mengutip Healthline, pola asuh seperti ini dapat membentuk pola perilaku negatif pada anak. Akibatnya, anak tumbuh dengan membawa luka emosional yang memengaruhi kehidupannya di masa depan.

Tanda-Tanda Toxic Parenting

Ada beberapa ciri umum yang menandakan pola asuh toxic parenting, di antaranya:

1. Egois dan Mengabaikan Perasaan Anak
Orangtua mengambil semu keputusan secara penuh tanpa mempertimbangkan kebahagiaan atau kenyamanan anak. Sikap egois ini membuat anak merasa tidak dipedulikan secara emosional.

2. Pelecehan Fisik dan Verbal
Bentuknya bisa berupa teriakan, ancaman, pukulan, atau panggilan yang merendahkan. Tidak jarang, orangtua menyalahkan anak atas masalah yang terjadi.

3. Kontrol yang Berlebihan
Semua keputusan, mulai dari hal kecil hingga besar, diatur oleh orangtua. Anak tidak mendapat kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri, sehingga menghambat kemandirian.

Dampak Toxic Parenting terhadap Kesehatan Mental Anak

Pola asuh toxic parenting ternyata dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang secara langsung memengaruhi kesehatan mental anak. Selain itu, efeknya bisa bertahan hingga anak dewasa. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Gangguan Kecemasan
Anak hasil asuhan toxic parents biasanya lebih rentan mengalami kecemasan yang berlebihan. Bahkan, mereka sering merasa takut untuk melakukan kesalahan karena khawatir kena marah atau kritik. Oleh sebab itu, rasa cemas ini dapat terus berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan sosial dan pekerjaan.

2. Stres Berkepanjangan
Selain itu, pola komunikasi yang buruk membuat anak tidak nyaman mengungkapkan isi hati atau keluhannya. Akibatnya, anak cenderung menahan perasaan negatif yang lama-kelamaan menumpuk menjadi stres. Dengan begitu, kondisi ini dapat berlanjut dan memicu depresi serta gangguan suasana hati yang serius.

3. Rasa Rendah Diri
Lebih jauh, ketika orangtua terus menerus mengontrol dan meremehkan keputusan anak, maka rasa percaya diri mereka akan menurun secara perlahan. Sebagai akibatnya, anak mulai merasa pendapatnya berharga dan akhirnya enggan untuk mengambil inisiatif dalam berbagai hal.

Cara Menghindari Pola Asuh Toxic Parenting

Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk mulai mengevaluasi dan memperbaiki metode pengasuhan mereka. Berikut beberapa langkah yang dapat orangtua lakukan untuk berikan ruang yang cukup bagi anak untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya. Selain itu, dengarkan mereka dengan penuh perhatian tanpa langsung menghakimi. Selanjutnya, hargai setiap keputusan anak, sehingga mereka merasa bahwa pendapatnya memiliki nilai dan layak diperhitungkan.

Kemudian, bimbinglah anak dengan cara yang positif dan hindari memaksa atau mengancam mereka. Selain itu, jika orangtua merasa kesulitan untuk mengubah pola asuh yang sudah terbentuk, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dengan begitu, orangtua dapat menemukan metode pengasuhan yang sesuai dengan karakter dan usia anak. Dengan langkah ini, hubungan emosional antara orangtua dan anak pun akan menjadi lebih sehat dan harmonis.

 

Tinggalkan Balasan