Cek! Langkah Mudah Mengasah Kemampuan Pemecahan Masalah Anak

Yayasan Al Ummah – Kemampuan pemecahan masalah adalah salah satu life skill yang harus dimiliki oleh setiap anak dan sebaiknya diajarkan sejak dini. Apalagi semakin usia anak bertambah ia akan masuk sekolah dan berinteraksi dengan beragam orang.

Kemampuan tersebut merupakan keterampilan penting yang membantu anak-anak menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengasah kemampuan ini sejak dini, kita membantu anak-anak membangun fondasi yang kuat untuk menghadapi masalah yang lebih kompleks di masa depan.

Lalu bagaimana cara yang tepat untuk mengasah skill ini? Simak informasinya sampai habis ya, Bunda!

Mengapa Kemampuan Pemecahan Masalah Penting?

Keterampilan pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu kemampuan yang membutuhkan proses berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada sehingga tujuan yang diinginkan. Keterampilan kognitif ini mencakup kemampuan berpikir analitis, berpikir lateral, berinisiatif, penalaran logis, dan pengambilan keputusan.

Mungkin Bunda bertanya-tanya kenapa anak usia dini perlu memiliki kemampuan pemecahan masalah? Hal ini disebabkan karena sejak kecil anak nantinya akan menghadapi ketidakpastian dan berbagai permasalahan meskipun masih dalam skala kecil. Dengan memiliki keterampilan problem solving, si Kecil bisa mengasah keterampilannya untuk berpikir logis, sistematis, dan kritis sejak dini.

Harapannya dengan belajar memecahkan masalah sejak dini bukan hanya sekadar menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, tetapi anak tersebut juga mendapat pelajaran dan pengetahuan yang baru serta memahami konsep kehidupan.

Semakin bertambah usia, tentu permasalahan hidup yang dialami si Kecil semakin beragam. Kemampuan pemecahan masalah yang baik menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dan membuat anak semakin mandiri dalam menghadapi tantangan.

Penerapan metode pemecahan masalah yang dikembangkan sejak dini sangat membantu mengembangkan skill kognitif dan membantu si Kecil bisa menemukan solusi dari setiap rintangan yang dihadapi.

Bagaimana Cara Mengembangkan Kemampuan Problem Solving Anak?

Untuk memecahkan suatu masalah sendiri, ada 5 tahapan yang dapat mempermudah anak dalam prosesnya, yaitu mengenali masalah, mengembangkan beberapa solusi, menimbang baik dan buruk dari solusi tersebut, menentukan solusi, dan mencoba solusi yang sudah dipilih tersebut.

Terdengar rumit, ya bunda? Namun, Bunda tidak perlu menjelaskan semua ini ke anak secara mendetail. Bunda cukup membimbing anak saat bermain dengan instruksi sederhana dan menunjukkan contoh. Misalnya saat bermain puzzle, Bunda bisa menjelaskan bahwa anak perlu menyusun puzzle untuk melihat gambar utuh dari puzzle tersebut (mengenali masalah).

Saat bermain, ketika anak terlihat kesulitan, Bunda bisa menunjukkan beberapa solusi. Membantu anak untuk menemukan jawaban dan solusi mereka sendiri dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak bahwa mereka mampu untuk mengatasi masalah yang ada. Ayah dan Bunda dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk berpikir terlebih dahulu.

Dalam hal ini, misalnya mencoba dengan memulai dengan menyusun keping puzzle di sisi tepi yang lebih mudah dikenal karena sisinya yang lurus tanpa lekukan atau berusaha memutar keping puzzle beberapa kali dan mencocokkannya dengan lekukan keping lainnya.

Kemudian, biarkan anak mengeksplorasi dan mencoba sendiri berbagai solusi yang ada hingga ia menemukan mana yang menurut anak lebih baik.

Selain lewat permainan, Bunda perlu juga mengajarkan kemampuan mendengarkan dan sabar dalam memahami setiap permasalahan. Di awal saat ada masalah, coba biarkan anak melakukan eksplorasi serta mencoba mencari jalan keluarnya sendiri.

Misalnya, Bunda bisa membiasakan si Kecil untuk melakukan pekerjaan rumah tangga sederhana dengan berbagai cara yang mereka punya sendiri. Hindari juga menghakimi cara yang mereka lakukan, ya. Hal ini karena tidak ada cara yang benar atau salah untuk itu.

Tahap Problem Solving Skill Anak Sesuai Usianya

Di tahap pertambahan usianya, si Kecil akan mengalami keterampilan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Selain itu, kemampuan problem solving seorang anak juga sejalan dengan perkembangan kognitifnya.

Hal ini dikarenakan skill memecahkan masalah juga melibatkan kemampuan anak untuk menyerap, mengingat, memikirkan, memahami,  mencari  pemecahan  masalah, dan akhirnya bisa mengambil keputusan.

1. Usia Batita (1-3 tahun)

Misalnya di usia 1 tahun, anak sudah mampu memilih mainan  yang ingin mereka mainkan dan meniru orang dewasa yang sering berinteraksi dengannya untuk memecahkan masalah sederhana.

Ketika menginjak usia 1-3 tahun, rasa ingin tahu akibat dari tindakannya muncul pada si Kecil. Jika ia merasa aktivitas atau permainan tersebut menyenangkan, maka ia akan senang   mengulanginya berkali-kali.

Anak usia batita (1-3 tahun) sudah bisa diajarkan untuk menyusun balok, puzzle, mewarnai, maupun aktivitas variatif yang membutuhkan pemecahan masalah. Selain itu, semakin besar usia anak maka ia makin mengerti dengan hal-hal sebab akibat dan keberadaan benda.

2. Usia Balita (3-4 tahun)

Saat menghadapi masalah misalnya saat bermain, anak usia 3-4 tahun bisa saja mengalami rasa kesal, karena tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Rasa kekesalannya ditunjukkan dengan menangis, meninggalkan atau membuang mainannya, dan tidak ingin memainkannya.

Hal yang perlu Bunda lakukan adalah jangan memarahinya, ya. Tunjukkan bagaimana cara menyelesaikan masalahnya. Ajak anak untuk mengamati kemudian mencontohnya. Jangan lupa untuk beri pujian terhadap usaha anak untuk menyelesaikan masalahnya.

Ide Permainan untuk Mengasah Kemampuan Pemecahan Masalah Anak

Salah satu cara yang paling efektif untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah anak adalah melalui permainan. Karena lewat bermain, anak dapat bereksplorasi dengan berbagai objek karena sehingga pengetahuan serta pemahaman anak tentang dunia sekitarnya akan semakin berkembang.

Beberapa mainan yang bisa dipilih yaitu puzzle, bongkar pasang, hingga maze dari kertas karton (permainan lajur berliku). Berikut penjelasannya:

1. Puzzle

Permainan puzzle dapat dijadikan sebagai salah satu cara meningkatkan daya fungsi otak dan konsentrasi pada anak.

Permainan ini mengajak si Kecil untuk menyelesaikan permasalahan berupa kepingan-kepingan yang berantakan kemudian ia harus mencari, menemukan, menyusun agar puzzle bisa menjadi bentuk yang utuh. Puzzle juga bisa dijadikan sebagai permainan si Kecil untuk melatih kesabaran.

2. Maze 

Permainan ini identik dengan menemukan jalan untuk keluar, namun harus melewati jalur yang sempit dan berliku. Untuk memainkannya, Bunda bisa membuat seperti labirin dari karton dan petunjuk yang mengarahkan anak ke sebuah tempat.

Petunjuk yang diberikan contohnya mencocokkan benda, mencocokkan orang dengan profesinya, dan lain sebagainya atau bisa juga jalur menuju sebuah tempat.

3. Bongkar Pasang Balok

Mirip seperti puzzle karena permainan bongkar pasang mengharuskan anak untuk menyusun atau membangun gambar atau konstruksi yang dipecah-pecah menjadi beberapa bagian.

Permainan ini mengharuskan si Kecil berpikir menentukan mana bagian yang cocok dengan bagian satu dan bagian yang lainnya agar terlihat gambar atau bangunan yang seharusnya.

4. Temukan Perbedaan

Coba Bunda tunjukkan dua gambar yang sekilas serupa, tapi keduanya memiliki perbedaan. Kemudian minta anak untuk mencari tahu apa saja perbedaan yang ada di dalam gambar tersebut.

Permainan ini melatih anak untuk berusaha lebih konsentrasi terhadap detail akan sesuatu yang bermanfaat untuk di kemudian hari apabila menghadapi masalah ia perlu melihatnya dari berbagai aspek.

5. Bermain Board Game

Ide permainan berikutnya untuk mengasah keterampilan memecahkan masalah adalah board game. Bunda bisa memulainya lewat permainan sederhana seperti ular tangga atau ludo.

Bunda juga bisa Bekali Perjalanan Kemenangan si Kecil dengan Growth Mindset agar ia tumbuh menjadi anak yang menikmati tantangan baru dan terus termotivasi untuk belajar.

Semoga dengan informasi di atas bisa membantu Bunda memahami betapa pentingnya mengasah kemampuan pemecahan masalah pada anak. Ingat ya, Bun, jika setiap anak berbeda dan memiliki kemampuan belajar yang juga berbeda. Jadi, Bunda perlu mencari tahu apa metode terbaik untuk mengajarkan anak.***

Info selengkapnya tentang Pendidikan Islam Terpadu Ulul Albab Pekalongan bisa KLIK DISINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *