☕ Ngopi di Serambi Tarbiyah – Episode 27 (Part 1)
Sabtu dhuha di akhir September. Ruang guru sekolah itu tidak terlalu ramai, sabtu agenda agenda Muwasofat qowwiyul jism, stelah jalan sehat beberapa guru berbincang bincang, ringan penuh dinamika . Di dinding, kalender hijriyah menunjukkan sudah beberapa hari masuk bulan Rabi’ul Akhir . Di luar jendela, para santri demikian pula berolah bersama, main bola,.batminton,dll.
Aroma kopi murni yang diseduh bercampur godogan jagung yang baru dibeli Pak Wawan membuat suasana terasa akrab. Beberapa guru sibuk menandai buku catatan, sebagian lain bersandar sambil bercakap ringan.
Pak Rifa’i masuk dengan wajah cerah, membuka ponsel sambil berkata agak lantang, “Ikhwah, Masya Allah… PBB telah umumkan, 157 negara kini resmi mengakui Palestina! Termasuk negara-negara besar yang sebelumnya ragu. Sejarah sedang bergeser.”
Suasana seketika hening, lalu pecah jadi komentar kagum. Mas Yusron bersuara, “Itu tanda kebenaran pasti menang. Bapak bapak,.saya membaca buku gimregah tarbiyah ada yang menarik yaitu tentang tema tema pembicaraan masa atau generasi..jadi obrolan kita di ruang guru ini mencerminkan isi jiwa kita. Kalau dunia bicara Palestina, kita jangan hanya bicara gaji, administrasi, dan jadwal rapat.”
Ilham tersenyum. “Na’am, kadang saya juga merasa, isi percakapan kita terlalu kecil dibanding misi besar umat. Padahal obrolan adalah cermin arah hati kita.”
Ustadz Taufik mengangguk, lalu membuka catatan kecil di tangannya, menyambung yang disampaikan mas Yusron “Ikhwah fillah, di buku gumregah yang tadi di sampaikan mas yusron, Imam Ath-Thabari menyampaikan kisah menarik seperti yang dikutip Prof. Dr. Ali Muhammad Ash Shallabi, tiga khalifah berturut-turut yaitu al walid bin Abdul Malik marwan ( 86-96H), Sulaiman bin Abdul Malik (96-99H), dan Umar bin Abdul Aziz. Masing-masing diingat bukan hanya karena kebijakan besar, tapi juga dari obrolannya.”
Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan nada dalam. Al walid bin abdul Malik sangat gemar seni arsitektur maka beliau bangun masjid Damaskus dan renovasi masjid Nabawi.. Treding topik waktu itu adalah perihal bangun dan seni arsitektur. Selanjutnya
“Sulaiman dikenal salih dan penuh cinta, ia cinta kuliner dan mengagumi kecantikan wanita, maka percakapan di tengah masyarakat pun bergeser menjadi seputra kuliner, Setelahnya, Umar bin Abdul Aziz naik tahta. Obrolannya berbeda sama ,.yang sebelumnya soal arsitektur, lalu seputar kuliner, kemudian bergesel ke seputar amal sholih, setiap orang bertemu berbincang malam ini kamu beramal apa? Berapa juz hafalanmu , dll tentang amal solih”
“Obrolan apa yang menjadi trending topic itu saja dah saja, tapi menarik kenapa imam Aththobari membandingkan ketiga masa itu” Lanjut ust Taufik.
Pak Wawan kemiskinan menimpali sambil menarik napas, “Jadi ternyata, obrolan bukan hal sepele. Ia mencerminkan prioritas, bahkan menentukan warna sejarah umat.”
Pak Rifa’i menatap semua dengan wajah serius, “Kalau kita para murobbi hari ini isi obrolannya hanya gosip sekolah atau keluhan fasilitas… maka jangan heran kalau halaqah dan tarbiyah kita kehilangan arah.”
Mas Yusron menambahkan, “Padahal kita bisa mulai dari hal sederhana. Obrolan di ruang guru pun bisa jadi obrolan yang menghidupkan, kalau yang kita bicarakan adalah cita-cita umat, visi dakwah, dan langkah perbaikan.”
Ustadz Taufik menutup pelan, “Ikhwah fillah, mari kita jaga kalam kita. Karena kata-kata adalah cahaya. Obrolan kita bisa jadi cermin kecil, apakah kita sedang menapak jalan Umar bin Abdul Aziz… atau malah tergelincir ke tema tema yang buruk.”
Hening sejenak pertandan ada perenungan di masing masing orang yang mendengar.. bunyi kipas angin yang terdengar. Ternyata obrolan kita adalah cermin file besar di kepala kita..bagaimana menentukan wajah tarbiyah kita? Apakah itu menjadi obrolan kita?
—
📜 Catatan Serambi:
Obrolan bukan sekadar pengisi waktu, tapi penanda arah jiwa. Jika yang keluar dari mulut kita hanyalah keluhan duniawi, maka tarbiyah kita ikut meredup. Tapi jika obrolan kita berisi doa, visi, dan semangat umat, maka insya Allah ruh kebangkitan itu tetap menyala.
#GumregahTarbiyah
#OrbrolanKeummatan
