Artikel

Cek! 5 Cara Kreatif untuk Mendorong Perkembangan Bahasa Bayi

Bagikan Ke :

Yayasan Al Ummah – Membangun keterampilan berbicara pada si kecil merupakan tahapan penting dalam perkembangan bahasa anak. Berbicara adalah keterampilan dasar yang akan membantu mereka berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.

Bayi berkomunikasi dengan tangisan. Tapi seiring bertambah usia, bayi mulai mengoceh sebelum bisa mengeluarkan kata pertamanya. Tapi, apa sih fungsi mengoceh pada bayi dan usia berapa bayi mulai mengoceh?

Faktanya, berbagai ahli, mulai dari ahli patologi wicara hingga dokter anak, mengetahui bahwa mengoceh memainkan peran yang cukup penting dalam perkembangan bahasa bayi.

Perkembangan Bahasa Bayi saat Mengoceh

Bunda mungkin bertanya-tanya, umur berapa bayi mulai mengoceh? Jawaban pertanyaan ini tidak pasti karena perkembangan bicara tiap anak berbeda-beda. Meski begitu, ada tahapan perkembangan bicara yang bisa dijadikan patokan, seperti di bawah ini:

1. Usia 0-6 bulan

Bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Namun, di usia 2-3 bulan, bayi mulai membuat suara seperti “aah” atau “uuh”, yang dikenal dengan cooing. Setelah memasuki usia 3 bulan, bayi biasanya akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.

Mendekati 6 bulan, bayi dapat merespons namanya sendiri serta mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing lalu berubah menjadi babbling atau mengoceh dengan suku kata tunggal, seperti mama, papa.

2. Usia 6-9 bulan

Di umur 6-9 bulan, bayi mulai mengenal nama orang dan benda. Saat mengoceh, bayi menggunakan intonasi atau nada bicara seperti dalam bahasa  Bundanya.

3. Usia 9-12 bulan

Pada usia 9-12 bulan, bayi sudah dapat mengucapkan mama dan papa atau istilah lain yang digunakan pengasuhnya. Bayi sudah menengok saat dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana. Bayi menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya. Di usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

Pentingnya Merespons saat Bayi Mulai Mengoceh

Sebuah studi menunjukkan bahwa percakapan antara bayi dan Bunda atau orang yang mengasuh bayi itu membentuk perkembangan bahasa. Ketika Bunda merespons saat bayi mulai mengoceh, bahasa bayi pun berkembang.

Menirukan atau membalas celoteh bayi dengan cara yang menyenangkan membuat bayi mengetahui bahwa ia dapat berkomunikasi. Pengetahuan ini membantunya mempelajari suara-suara kompleks yang membentuk ucapan.

Selain itu, orang tua yang aktif merespons saat bayi mulai mengoceh membuat bayi menghasilkan lebih banyak suara. Hal ini menunjukkan bahwa bayi juga senang memiliki interaksi sosial dengan orang tua atau pengasuh.

Merespons saat bayi mengoceh juga memberi tahu bayi bahwa produksi vokal mereka efektif dan mendapatkan respons. Bagi bayi, hal ini seperti percakapan dan ia tahu bahwa ini cara untuk berkomunikasi.

Baca Juga: Berkomunikasi dengan anak di berbagai situasi

Aktivitas Kreatif untuk Dorong Perkembangan Bahasa Bayi

Tak hanya membaca dan mendengarkan musik, beberapa aktivitas di bawah ini bisa Bunda coba di rumah untuk mendorong perkembangan bahasa bayi.

1. Asah kemampuan mendengar bayi

Bunda, buah hati perlu memahami suara-suara yang dia dengar setiap hari. Saat bayi semakin besar, ia bukan hanya memahami suara tapi mencari suara yang ia dengar.

Bunda bisa bersuara di depan bayi, jadi buah hati bisa melihat Bunda. Lalu, Bunda bisa membuat suara di kiri atau kanan bayi. Kegiatan ini mendorong kemampuan mendengar yang sangat penting dalam perkembangan bicara.

2. Sering ajak bicara bayi

Meskipun bayi belum paham apa yang dikatakan Bunda, dia akan merasa aman saat mendengar suara Bunda yang menenangkan. Bunda bisa bicara dengan kata-kata dan volume suara yang berbeda.

Bayi akan senang melihat mulut dan wajah dan mendengar suara yang Bunda buat.

3. Tirukan perkataan atau suara yang dihasilkan bayi

Kalau bayi membuat suara, tirukan suara yang ia buat dan tunggu sampai bayi membuat suara lainnya. Dengan cara ini, Bunda mengajarkan konsep percakapan dengan buah hati, bagaimana berkomunikasi secara bergantian.

4. Segera respons tangisan bayi

Bunda bisa merespon tangisan bayi dengan menyentuh dan memeluk buah hati atau dengan bernyanyi dan berbicara pada mereka.

5. Mengajarkan bayi kata-kata baru

Saat Bunda bersama buah hati, beri tahu nama benda atau mainan yang biasa dicari atau dimainkan bayi.

Bunda bisa bercerita sambil melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, atau ganti popok.

Bunda juga bisa melakukan hal ini sambil bermain dengan Si Buah Hati. Misalnya saja, saat memberikan mainan pada anak Bunda bisa menyebutkan namanya berulang. Bunda juga bisa bermain ciluk ba atau lainnya.

Ketika memasuki usia di atas 1 tahun, kemampuan bahasa Si Buah Hati semakin berkembang. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk membimbing Si Buah Hati agar perkembangan bahasanya optimal. Yuk Bunda, belajar bersama PAUDIT Ulul Albab Pekalongan untuk dukung Si Buah Hati tumbuh cerdas.

Mendampingi saat bayi mulai mengoceh menjadi awal yang penting dalam meningkatkan kemampuan literasinya kelak. Lakukan dengan berbagai aktivitas yang bisa mendorong perkembangan bahasanya ya, Bunda!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *