PEKALONGAN – Di balik kekhidmatan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, ada kisah inspiratif dari para pemuda-pemudi pilihan yang bertugas mengibarkan bendera Merah Putih. Salah satunya adalah Syah Muhammad Fathyahza Lubis, siswa SMAIT Assalaam Boarding School Pekalongan, yang berhasil menorehkan prestasi gemilang sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) tingkat kota. Yang membuat kisahnya semakin istimewa, Fathyahza adalah satu-satunya anggota Paskibra yang juga seorang Hafiz Al-Qur’an.
Contents
Syah Muhammad Fathyahza Jatuh Cinta Dengan Paskibra Sejak Kecil
Sejak kecil, Fathyahza sudah jatuh cinta pada dunia Paskibra. Setiap 17 Agustus, ia selalu takjub menyaksikan prosesi pengibaran bendera di televisi. Rasa kagum itu mendorongnya untuk sering berlatih baris-berbaris di rumah, menirukan gerakan-gerakan yang dilihatnya. Kecintaannya ini semakin kuat saat ia menjadi bagian dari Paskibra di sekolahnya dulu.
Dukungan Penuh dari Orang Tua Fathyahza
Dukungan penuh dari orang tua menjadi pilar utama dalam perjalanan Fathyahza. Awalnya, ia memiliki cita-cita untuk menjadi seorang taruna. Di saat yang bersamaan juga ada kesempatan seleksi Paskibra tingkat kota, ia tak ragu untuk mencobanya. Ia pun berkonsultasi dengan orang tua, yang dengan bijak menyarankannya untuk mengikuti seleksi tersebut. “Siapa tahu bisa jadi jalan untuk masuk kuliah lewat jalur Paskibra,” kenang Fathyahza menirukan perkataan orang tuanya.

Perjalanan Farhyahza Menjadi Paskibra
Perjalanan Fathyahza menuju Paskibra tidaklah mulus. Sebagai santri di pondok pesantren, ia harus menghadapi tantangan ganda: keterbatasan komunikasi dengan keluarga dan manajemen waktu yang ketat. Selain harus mengatur jadwal latihan Paskibra dan kegiatan sekolah, ia juga harus menjaga rutinitas hafalan Al-Qur’an-nya.
Ujian lain datang saat ia mengalami cedera saat mengikuti sebuah lomba. Awalnya, ia sempat khawatir tidak bisa melanjutkan seleksi. Namun, berkat kegigihan dan tekad kuatnya, serta dukungan dari para pelatih, ia tetap diizinkan untuk berpartisipasi. Ia membuktikan bahwa dengan ikhtiar dan keyakinan, tidak ada yang tidak mungkin.

Menghafal Al Qur’an Menjadi Kekuatan dan Motivasi untuk Meraih Prestasi
Keberhasilan Fathyahza terpilih sebagai anggota Paskibra tingkat kota menjadi bukti nyata bahwa prestasi akademik, non-akademik, dan spiritual bisa berjalan beriringan. Ia menjadi sosok inspiratif yang menunjukkan bahwa hafal Al-Qur’an tidak membatasi ruang gerak untuk berprestasi di bidang lain, justru menjadi kekuatan dan motivasi.
“Di balik semua ini, ada orang-orang hebat yang selalu mendukung saya,” ucap Fathyahza. “Guru, orang tua, dan teman-teman seperjuangan adalah pahlawan tanpa tanda jasa bagi saya.”
Kisah Syah Muhammad Fathyahza Lubis adalah cerminan dari semangat juang, dedikasi, dan keyakinan. Ia membuktikan bahwa dengan doa orang tua dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, amanah besar seperti menjadi pengibar bendera pusaka bisa diemban dengan baik, sembari tetap menjaga nilai-nilai keagamaan yang ia pegang teguh.
Penerimaan Santri Baru SMAIT Assalaam Boarding School Pekalongan (Inden)
Sebagai bagian dari upaya melanjutkan peran besar Pendidikan Islam dalam membangun bangsa, SMA IT Assalaam Boarding School Pekalongan membuka Penerimaan Santri Baru (Inden) Tahun Ajaran 2026/2027.
Dengan akreditasi A dan kurikulum berbasis Qur’anic Leadership, Entrepreneurship, and Achievement Development (QLEAD), SMA IT Assalaam memadukan nilai-nilai Islam dengan keunggulan akademik serta karakter kepemimpinan.
- Pendaftaran mulai 1 Agustus hingga 30 September 2025
Lokasi strategis dekat Exit Tol Batang – Pekalongan
Scan QR Code di poster atau kunjungi smaitassalaam.sch.id
Di sini, para santri tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga mendapat bimbingan untuk menjadi pemimpin masa depan yang tangguh, berakhlak, dan siap menghadapi tantangan zaman. Inilah bentuk nyata bagaimana Pendidikan terus berperan aktif dalam membangun bangsa dari generasi ke generasi.
