Yayasan Al Ummah – Ayah Bunda, Tahukah bahwa Si Buah Hati dapat berkomunikasi dengan orang dewasa tanpa mengucapkan sepatah kata?
Yap, bayi bisa tersenyum, menangis, dan merespons sesuatu untuk menyampaikan kebutuhannya.
Meski dapat berkomunikasi tanpa kata, tidak jarang ada anak yang memerlukan sedikit bantuan ekstra untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya.
Biasanya anak-anak yang sedang berkembang mungkin mengalami kesulitan dengan beberapa suara, kata, dan kalimat saat mereka belajar.
Anak dengan keterlambatan perkembangan bicara sering memerlukan pendekatan yang khusus untuk membantu mereka meraih kemajuan dalam komunikasi.
Mari kita simak apa itu speech delay, gejala yang harus diwaspadai, hingga tips stimulasi anak speech delay.
Contents
Apa Itu Speech Delay?
Speech delay adalah kondisi ketika anak mengalami kesulitan dalam mengembangkan kemampuan berbicara sesuai dengan perkembangan usianya.
Penyebutan speech delay disematkan pada anak-anak berusia 2 hingga 3 tahun dengan kosakata kurang dari 30 kata pada usia 24 bulan dan kurang dari 3/5 ekspresi struktural pada usia 30 bulan.
Speech delay perlu ditanggulangi karena dapat membuat Si Buah Hati tertinggal dari teman-temannya yang normal.
Tak hanya dalam hal perkembangan kosa kata, panjang kalimat, perubahan nada, dan kemampuan membaca, anak dengan speech delay dapat mengalami masalah komunikasi verbal dan interpersonal serta kesulitan kognitif, literasi, berhitung, dan perilaku.
Gejala Keterlambatan Bicara pada Anak
Ayah Bunda, speech delay pada anak memiliki beberapa gejala yang perlu diperhatikan sehingga bisa diintervensi sejak dini.
Sebab, speech delay dapat menimbulkan perilaku negatif, misalnya anak jadi tidak bisa mengekspresikan diri.
Sebelum mencari tahu tips stimulasi anak speech delay, berikut gejala keterlambatan bicara yang perlu Bunda ketahui dan waspadai berdasarkan usia.
Usia 12 bulan
- Tidak mengatakan “mama” atau “papa”.
- Tidak menggunakan isyarat, seperti melambai, menggelengkan kepala, atau menunjuk.
- Tidak mengerti dan merespons kata-kata, seperti “tidak” dan namanya
- Tidak menunjukkan ketertarikan pada hal-hal menarik, seperti burung atau pesawat
- Tidak mengatakan setidaknya satu kata dan tidak mengoceh seperti sedang berbicara.
Usia 18 bulan
- Tidak menunjuk pada bagian tubuh ketika ditanya
- Tidak berkomunikasi dengan orangtua ketika membutuhkan bantuan
- Tidak menolong saat diminta.
Usia 24 bulan
- Tidak dapat mengikuti petunjuk sederhana dan satu langkah
- Tidak tahu setidaknya 50 kata
- Tidak bermain peran dengan mainannya, seperti membuat suara mobil dengan mobil mainannya
- Tidak dapat mengucapkan kalimat dengan dua kata
- Hanya bisa meniru tindakan atau perkataan orang lain, bukan menghasilkan ucapannya sendiri.
Usia 30 bulan
- Tidak menggunakan kalimat sederhana yang terdiri dari dua hingga empat kata
- Tidak dapat menggunakan kata ganti apa pun
- Tidak mengajukan pertanyaan sederhana
- Tidak dapat dipahami siapa pun di keluarga.
Usia 3 tahun
- Tidak bisa menyusun frasa pendek
- Tidak bisa menceritakan kisah sederhana
- Memiliki sedikit minat untuk dibacakan atau melihat buku
- Tidak mengetahui fungsi benda-benda rumah tangga pada umumnya, seperti sikat gigi.
Usia 4 tahun
- Belum menguasai sebagian besar konsonan tunggal
- Tidak dapat menjawab pertanyaan “mengapa”
- Tidak memahami konsep “sama” dan “berbeda”
- Tidak memahami istilah spasial, “di bawah” atau “di samping”
Tips Stimulasi Anak Speech Delay?
Ayah Bunda, jika Si Buah Hati menunjukkan gejala speech delay, Bunda tidak perlu khawatir. Berikut berbagai cara stimulasi anak speech delay untuk membantu merangsang kemampuan berbicara anak.
Berpikir Positif: Penting untuk tetap tenang dan berpikir positif. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, dan kemajuan bisa dicapai dengan waktu dan dukungan yang tepat.
Berbicara dengan Anak: Sering berbicara dengan anak, bahkan jika mereka belum bisa merespons dengan kata-kata. Gunakan kalimat sederhana dan bicaralah dengan intonasi yang menarik. Ini membantu memperkuat hubungan dan merangsang minat mereka dalam berbicara.
Menggunakan Kata-Kata yang Jelas dan Sederhana: Gunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak, hindari penggunaan bahasa yang terlalu rumit atau abstrak.
Memberikan Pujian dan Penguatan: Berikan pujian setiap kali anak mencoba berkomunikasi, bahkan jika itu hanya dengan gerakan tubuh atau suara yang belum jelas. Ini membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dan memotivasi mereka untuk terus mencoba.
Membaca Bersama: Bacalah buku-buku yang sesuai dengan usia anak, dan ajak mereka untuk berpartisipasi dalam cerita dengan menunjuk gambar, menirukan suara binatang, atau menjawab pertanyaan sederhana.
Menyanyi dan Bermain Musik: Musik dapat menjadi alat yang efektif untuk merangsang perkembangan bicara anak. Nyanyikan lagu-lagu sederhana bersama anak, dan gunakan gerakan atau permainan tangan yang sesuai.
Bermain Permainan Kata: Gunakan permainan seperti menyebutkan nama objek di sekitar, menamai warna, atau menyanyikan lagu-lagu rima untuk membantu anak memperluas kosakata mereka.
Berbicara dengan Ahli Terapis Bicara: Konsultasikan dengan ahli terapis bicara untuk mendapatkan saran dan strategi yang lebih khusus sesuai dengan kebutuhan anak Anda. Terapis bicara dapat memberikan latihan-latihan yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi anak.
Mengurangi Gangguan: Pastikan lingkungan di sekitar anak tenang dan tidak terlalu bising, sehingga mereka dapat fokus dan lebih mudah untuk berkomunikasi.
Konsistensi dan Kesabaran: Ingatlah bahwa proses ini memerlukan waktu, konsistensi, dan kesabaran. Terus memberikan dukungan dan dorongan kepada anak, serta memperhatikan perkembangan positif yang mereka capai.
Dengan memberikan cinta, dukungan, dan stimulasi yang tepat, Bunda dapat membantu Si Buah Hati mengatasi speech delay dan mengoptimalkan potensinya.
Serta, Dengan penerapan tips-tips stimulasi ini secara konsisten dan disertai dengan dukungan yang tepat, anak-anak dengan speech delay dapat membuat kemajuan yang signifikan dalam perkembangan bicara mereka.***