Adab Santri: 5 Sikap yang Harus Diamalkan agar Ilmu Berkah
Seorang santri tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu agama, tetapi juga harus memiliki akhlak yang baik. Adab lebih utama daripada ilmu, sebagaimana dikatakan para ulama. Tanpa adab, ilmu bisa menjadi tidak bermanfaat dan sulit memberi keberkahan.
Oleh karena itu, adab santri terhadap guru menjadi hal yang sangat penting dalam perjalanan menuntut ilmu. Dalam kitab Busyrol Karim karya Syaikh KH. Rois Yahya Dahlan As Syarof, dijelaskan bahwa seorang santri harus mengamalkan 5 adab utama kepada guru agar ilmunya berkah dan bermanfaat.
Apa saja adab tersebut? Mari kita bahas satu per satu.

Contents
Berprasangka Baik terhadap Guru
Santri harus selalu berprasangka baik (husnuzan) terhadap setiap sikap dan nasihat gurunya. Guru adalah orang yang telah mengorbankan waktu dan tenaga untuk membimbing para santri menuju pemahaman yang benar.
Terkadang, seorang santri merasa gurunya terlalu tegas atau memberikan aturan yang sulit. Namun, sebelum menilai buruk, pikirkan kembali: Apakah aku sudah memahami alasan di balik sikap guru?
- Jangan terburu-buru menilai negatif.
- Yakini bahwa nasihat guru mengandung hikmah.
- Terima dengan hati yang lapang agar ilmu lebih mudah masuk.
Dengan berprasangka baik, seorang santri akan lebih mudah menerima pelajaran dan mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajari.
Melaksanakan Perintah Guru dengan Ikhlas
Menjadi santri berarti siap menerima bimbingan dengan penuh keikhlasan. Perintah guru yang sesuai dengan syariat harus dijalankan tanpa rasa terpaksa, sebab keikhlasan akan membawa keberkahan dalam ilmu.
Namun, tidak jarang santri hanya menaati guru saat di dalam kelas, tetapi mengabaikan nasihatnya di luar pembelajaran. Sikap seperti ini akan menghambat keberkahan ilmu.
- Laksanakan arahan guru dengan penuh keikhlasan.
- Jangan hanya patuh saat diawasi.
- Keikhlasan akan memperkuat pemahaman dan keberkahan ilmu.
Santri yang ikhlas dalam belajar akan lebih mudah memahami materi dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Menjauhi Perbuatan yang Dilarang Guru
Setiap larangan dari guru pasti memiliki tujuan yang baik. Larangan tersebut biasanya berkaitan dengan kedisiplinan, akhlak, atau cara belajar yang benar.
Sayangnya, masih banyak santri yang mengabaikan larangan tersebut. Mereka merasa bisa memilih sendiri mana yang baik dan buruk tanpa mempertimbangkan pengalaman gurunya.
- Patuhi setiap larangan guru, karena pasti ada hikmahnya.
- Pahami bahwa nasihat guru bertujuan untuk kebaikan santri.
- Menjauhi larangan guru akan membantu membentuk karakter disiplin.
Santri yang disiplin dan menaati larangan guru akan lebih mudah meraih kesuksesan dalam menuntut ilmu.
Baca Juga : Isra Miraj dan Simbol Perjuangan Umat Islam Untuk Palestina
Menghormati Guru
Menghormati guru merupakan bagian penting dari adab santri. Tanpa sikap hormat, seorang santri bisa kehilangan keberkahan dalam belajarnya.
Beberapa cara menunjukkan rasa hormat kepada guru, antara lain:
- Tidak memotong pembicaraan saat guru berbicara.
- Mengajukan pertanyaan dengan sopan.
- Tidak membantah atau meremehkan guru, baik secara langsung maupun di media sosial.
Saat ini, menghormati guru juga berarti tidak menyebarkan berita buruk tentang mereka dan selalu menjaga adab dalam interaksi, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.
Santri yang menghormati gurunya akan lebih disayangi, sehingga mendapatkan lebih banyak ilmu dan nasihat berharga.
Mendoakan Kebaikan untuk Guru
Guru adalah orang yang berjasa dalam perjalanan ilmu seorang santri. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang santri selalu mendoakan kebaikan untuk gurunya.
Doa tidak hanya menjadi bentuk penghormatan, tetapi juga bisa menjadi jalan untuk mendapatkan keberkahan dalam ilmu.
- Doakan kesehatan dan keselamatan guru.
- Ingat untuk tetap mendoakan guru yang telah wafat.
- Doa santri kepada guru bisa menjadi sebab terbukanya keberkahan ilmu.
Dengan mendoakan guru, seorang santri juga belajar bersyukur atas ilmu yang telah diterima.
Jangan Jadi Santri yang Su’ul Adab!
Tanpa adab, ilmu bisa menjadi tidak berkah dan sulit dipahami. Oleh sebab itu, seorang santri harus menjaga adab santri dengan baik agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Su’ul adab (tidak beradab) terhadap guru bisa menyebabkan hilangnya keberkahan dalam belajar. Sebaliknya, santri yang menjaga adab akan lebih mudah memahami pelajaran dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Hindari sikap buruk berikut ini:
- Meremehkan guru dan nasihatnya.
- Enggan menaati arahan guru.
- Tidak menghormati guru dalam ucapan maupun sikap.
Sebaliknya, jadilah santri yang memiliki akhlak dan kecerdasan hati, bukan hanya kecerdasan intelektual.
Menjadi santri bukan hanya tentang menghafal ilmu, tetapi juga tentang bagaimana bersikap terhadap guru. Adab santri yang baik akan membuka pintu keberkahan dalam belajar.
Sebagai pengingat, berikut 5 adab utama yang harus diamalkan oleh santri:
- Berprasangka baik terhadap guru.
- Melaksanakan perintah guru dengan ikhlas.
- Menjauhi perbuatan yang dilarang guru.
- Menghormati guru dalam ucapan dan sikap.
- Selalu mendoakan kebaikan untuk guru.
Dengan mengamalkan adab santri, ilmu yang dipelajari akan lebih mudah dipahami dan bermanfaat sepanjang hayat.
Sudahkah kita menghormati guru dengan baik?